Just Story

CAST: TVXQ – SNSD – F(X) – SHINEE

GENRE: Romance – Friendship – Misteri – Yuri

NOTE: Buat yang ngga suka genre YURI, sebaiknya jangan baca cerita ini, karena aku males banget dengan reader yang katanya ngga suka tapi tetep baca dan akhirnya malah protes karena jijik atau ilfeel..OK!!

 

JUST STORY

Di sebuah ruangan berkumpul beberapa orang yang duduk melingkar untuk menghangatkan tubuh mereka di dekat pemanas ruangan. Mereka adalah sekelompok remaja yang sedang berlibur namun karena saat ini pantai tempat mereka berlibur sedang mengalami cuaca buruk maka mereka hanya mampu berkumpul di ruang makan penginapan tempat mereka menginap saat ini. Ini bukanlah sebuah hotel karena lebih mirip rumah pribadi, karena itu mereka semua dapat bersantai dengan nyaman.

“Hei, ayo cerita sesuatu..” ajak seorang gadis bernama Krystal.

“Boleh, bagaimana kalau cerita horror..” usul Key.

“Jangan..inikan hampir tengah malam..” tolak Sulli tak setuju.

“Kalau begitu cerita romance saja..” usul Victoria sambil bersandar pada kekasihnya Nichkhun, yang lain hanya melirik enggan.

“Kalau begitu enaknya cerita apa?” tanya Taemin tak ada ide.

“Apa kalian ingin mendengar sebuah cerita..?” tanya Seorang gadis yang tiba-tiba telah berdiri di dekat kelompok itu, mereka menoleh ke arah gadis berkulit kecoklatan yang memiliki rambut panjang dan hitam, ia tersenyum manis ke arah para remaja yang terlihat bingung dengan kehadirannya.

“Apa aku boleh bergabung..? Aku tak punya teman untuk diajak bicara..” katanya lagi.

“Silahkan…kami senang anda mau bergabung..” sambut Minho yang langsung memberi ruang untuk gadis itu.

“Siapa namamu..?” tanya Minho begitu gadis itu duduk di sisinya.

“Kalian bisa panggil aku..Yul..” kata gadis itu sambil tersenyum lagi, senyumnya terlihat sangat manis.

Lalu kelompok yang terdiri dari Key, Victoria, Nickhun, Minho, Sulli, Taemin dan Krystal saling menyebutkan nama mereka masing-masing kepada Yul.

“Jadi..cerita apa yang kamu punya..?” tanya Krystal tak sabar.

“Sebuah cerita tentang tempat ini..” kata Yul sambil menatap langit-langit ruangan.

“Tentang penginapan ini?!” tanya Sulli, Yul mengangguk.

“Sebenanrnya ini bukan penginapan, tapi sebuah rumah biasa milik sebuah Keluarga…tapi entah mengapa akhirnya berubah menjadi seperti ini…”

“Pantas saja tempat ini terlihat seperti rumah..”

“Lalu ada apa dengan rumah ini?” tanya Krystal lagi.

Yul tersenyum dan menerawang menatap dinding ruangan lalu memulai ceritanya….

 

“Hyung kamu mau kemana?!” teriak Changmin pada Yunho yang berlari kecil menuju pintu.

“Sssttt..jangan berisik..aku mau keluar sebentar untuk memotret..” kata Yunho sambil menunjukkan cameranya.

“Tapi…”

“Sudahlah santai saja, nanti sebelum matahari terbenam aku akan kembali..OK!!” Yunhopun segera keluar kamar tanpa peduli dengan panggilan Changmin lagi.

“Dia ke mana?” tanya Jaejoong yang telah berdiri di pintu kamarnya.

“Memotret..” jawab Changmin singkat lalu ikut beranjak.

“Lalu kamu..?”

“Aku mau minum kopi di lantai bawah dulu..” katanya lalu keluar begitu saja.

Jaejoong hanya menghela nafas dan meraih mp4nya lalu menuju balkon kamar.

Dari kejauhan ia dapat melihat sosok Junsu yang sedang menuju ke arah pantai, ternyata teman-temannya sedang berpencar sendiri-sendiri.

Hanya Yuchun yang tak ia tahu keberadaannya.

Saat ini kelompok mereka TVXQ sedang mengadakan pemotretan di pantai ini, namun karena ada sedikit masalah antara agensi dan produk sponsor maka pemotretan ditunda untuk sementara dan mereka bisa memakai waktu yang ada untuk beristirahat sebentar.

“Jadi maksudmu TVXQ pernah datang dan menginap di tempat ini?? Benarkah?!!” tanya Sulli tak percaya, Yul mengangguk kecil.

“Wah..teman-temanku pasti tidak percaya kalau aku cerita tentang ini ke mereka..” girangnya lagi, tentu saja karena ia sangat menyukai grup TVXQ.

“Sulli berisik!!” ketus Key yang terganggu.

“Ayo teruskan..” pinta Victoria mulai tertarik, karena ia juga menyukai TVXQ.

“Hm..apa yang harus aku tulis..??” gumam Yuchun tak ada ide, kini ia sedang berada di salah satu bagian rumah ini, di sini ada sebuah piano tua, hal itulah yang membuatnya menyendiri di ruangan ini, tempatnya tenang dan ia dapat menulis lagu untuk Yoona dengan tenang di sini.

Yuchun mengetuk-ngetuk pensilnya ke dagunya, tadi saat di kamar tiba-tiba ia mendapat sebuah ide untuk menulis tapi begitu duduk di sini, idenya tiba-tiba menghilang begitu saja..

“Yoona..seandainya kamu di sini..pasti imajinasiku akan lebih mudah mengalir…” bisik Yuchun yang kini makin merindukan Yoona.

TEK!! TEK!! TEK!!

Terdengar derap langkah memasuki ruangan.

“Aisshh..mengganggu saja..” desah Yuchun merasa ada yang masuk ke ruangan.

Saat Yuchun mengangkat kepala ia melihat seorang gadis bergaun putih berjalan menuju sebuah meja di sisi jendela, mata Yuchun sempat terpanah menatap paras gadis itu, dandanannya sangat sederhana, pakaian yang ia kenakan juga terlihat biasa saja, namun ada sesuatu pada gadis itu yang membuat mata Yuchun tak dapat berpaling darinya.

Gadis itu tengah serius menulis sesuatu, terkadang ia menatap ke arah laut dan tersenyum kecil lalu kembali menulis sesuatu lagi.

Melihat itu Yuchun tersenyum dan tiba-tiba mendapat ide di benaknya, iapun mulai menulis lagu untuk kekasihnya itu.

 

“AARRRR SEGARNYA!!!” teriak Junsu sambil menghirup dalam-dalam udara pantai.

“TAEYEON-AHHHH….!!” teriak Junsu lagi, ia meneriakan nama kekasihnya.

“Kapan-kapan aku harus mengajak Taeyeon ke sini…pasti menyenangkan kencan di sini.. “ gumamnya senang.

“Eng?!” Mata Junsu tertuju pada seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya.

“Dia…sejak kapan ada di situ?” heran Junsu karena merasa hanya dia seorang yang ada di tempat ini.

Junsu terus memperhatikan gadis yang tengah menatap ke arah lautan lepas, ia sedang tersenyum pada lautan, senyum yang indah..batin Junsu.

“Tapi senyum Taeyeon lebih manis..” gumam Junsu pelan.

Junsupun mengikuti apa yang sedang gadis itu lakukan…tersenyum pada lautan di hadapannya.

 

“Patung yang unik…” ujar Yunho saat melihat sebuah patung di sekitar hotel.

“Si pendek itu pasti suka sekali dengan obyek seperti ini..” Yunho tertawa mengingat sosok gadis yang juga gemar fotografi yang ia sukai saat ini.

“Hm..kira-kira sekarang Sunny sedang apa ya?” tanya Yunho.

“Sebaiknya aku memotret patung ini dan menunjukkan padanya, mungkin nanti ia tertarik untuk datang ke sini…” Yunho segera mengeluarkan cameranya.

“Hahahah..dasar pendek..dia pasti akan suka..dengan fotoku ini..” tawa Yunho seraya menyorot obyeknya, tapi….

“Eh?!” ia batal memotret karena di depannya berdiri seorang gadis manis yang juga sedang memotret obyek yang sama dengannya.

Yunho tersenyum menatap gadis itu, ternyata bukan hanya Sunny yang menyukai obyek seperti ini karena gadis di depannya itu terlihat sangat menikmati patung unik itu.

 

“Hm..harum sekali…”ujar Changmin saat menghirup aroma kopi pesanannya.

Dengan hati-hati Changmin meneguk kopi yang masih panas itu.

“Hm..tidak seperti buatannya..” gumam Changmin sedikit kecewa dengan rasa kopimya.

“Buatannya memang yang paling enak..” Changmin tersenyum sendiri mengingat sosok gadis yang ia suka yang juga seorang barista.

CETEK!!
Terdengar suara gelas yang berbenturan dengan meja membuat Changmin menoleh ke belakangannya.

Nampak seorang gadis sedang duduk sendirian sambil menikmati secangkir minuman di sudut ruangan, kening Changmin mengerut heran, karena dari tadi ia hanya merasa sedang sendirian di ruang makan ini tapi kenapa tiba-tiba gadis itu telah duduk di sana dan menikmati secangkir minuman hangat.

Tanpa sadar Changmin terus memperhatikan gadis itu.

Gadis itu mencium aroma minumannya dan tersenyum sendiri, ia terlihat sangat manis saat tersenyum.

Tapi Changmin segera sadar dan memalingkan wajahnya yang tadi sempat tertegun sesaat.

“Shim Changmin sadar…kau sudah punya Sooyoung, jaga matamu kalau masih ingin hidup..” gumam Changmin yang berusaha menguasai dirinya agar tak tertarik denngan gadis lain, karena bila Sooyoung melihatnya sedang menatap gadis lain maka hidupnya akan segera berakhir.

 

Jaejoong memejamkan mata dan mulai mendengarkan lagu yang sedang mengalun lembut di headsetnya, suara Boa kekasihnya terdengar sangat indah membuat senyumnya perlahan merekah membayangkan wajah gadis itu.

“Suatu hari aku ingin berduet denganmu..” gumam Jaejoong yang sangat mengagumi suara indah Boa.

“Ahhh..aku rindu sekali pada gadis itu..” kata Jaejoong sambil menatap ke arah balkon.

“EH?!” ia terkejut karena ada seorang gadis sedang berdiri di balkon dan sedang tersenyum sendiri pada mp4 yang sedang ia pegang.

“Ba-bagaimana dia bisa masuk?!” heran Jaejoong, ia ingin bangkit dan bertanya pada gadis itu namun ia tak mampu bergerak saat melihat senyum yang gadis itu, senyum yang sangat indah.

“Berarti gadis itu hantu ya?!” tanya Krytal penasaran.

“Ja-jadi hantu itu masuk ke kamar Jaejoongku?!” tanya Sulli sedikit merinding.

“Jaejoongku?!” Key melirik Sulli yang terlalu menggilai idolanya.

Yul tersenyum dan menatap Krystal.

“Menurutmu sendiri bagaimana, apa dia itu hantu?!” Yul malah balik bertanya, para remaja itu saling melempar pandang antar satu dengan yang lain.

“Lalu kenapa gadis itu bisa muncul di mana saja seperti itu?!” tanya Nickhun yang ikut tertarik dengan cerita Yul.

“Jangan-jangan dia stalkernya TVXQ, fans gila yang ingin mendekati TVXQ-ku..!!” tebak Sulli.

“TVXQ-KU!” Melotot Key.

“Memangnya kenapa? Kalau kau tak punya idola, jangan iri pada fans lain..” omel Sulli terganggu dengan sikap Key membuat yang lain tertawa.

“Cerita ini masih berlanjut..” semua kembali menatap Yul dan suasana kembali hening.

Yul memejamkan matanya sejenak, tersenyum dan kembali menatap para remaja yang tak sabar menunggu kelanjutan ceritanya…..

“YURI-YAH!!!” panggil Tiffany sambil berlari menuju pantai di mana ketiga temannya sedang berada di sana.

Yuri melambaikan tangannya, sedangkan Jessica dan Hyoyeon hanya menatap Tiffany tanpa ekspresi.

“Kamu dari mana saja?” tanya Yuri saat Tiffany sampai di hadapannya, gadis itu tak langsung menjawab tapi hanya memberi senyuman dan langsung duduk di samping Yuri.

“Aku kembali dulu..” Jessica berdiri dan ingin kembali ke kamarnya.

“Aku ikut..” Hyoyeon ikut bangkit dari duduknya.

“Kenapa?!” heran Yuri.

“Aku tak mau ganggu kalian…” jawab Hyoyeon lalu segera menyusul Jessica yang sudah berlari pergi.

“Mereka pengertian sekali..” senang Tiffany sedangkan Yuri hanya tertawa.

Jessica yang kesal, langsung lari ke kamarnya, hatinya terasa terbakar melihat kebersamaan Yuri dan Tiffany.

Sedangkan Hyoyeon hanya berdiri dari kejauhan menatap kedua temannya yang masih asyik bermain bersama di pantai, gadis itupun tengah terluka.

Hari berikutnya…

Yuri sedang kebingungan mencari Tiffany, namun ia tak menemukan gadis itu di manapun, saat ia melewati kamar Jessica, langkahnya terhenti karena tertarik dengan pintu kamar yang sedikit terbuka.

“Sica..?!” panggil Yuri seraya mengetuk pintu kamar, namun tak ada jawaban dari dalam, iapun melangkah masuk dan melihat Jessica sedang berdiri di balkon kamar dengan memakai headset di telinggganya, pantas saja ia tak sadar dengan kehadiran Yuri yang masuk ke kamarnya karena gadis itu sedang membelakangi Yuri.

Yuri memperhatikan isi kamar Jessica, ia tersenyum dan menghampiri meja kecil di mana ada sebuah camera kesayangan Jessica di sana, ia segera meraihnya dan memotret punggung Jessica yang masih berada di balkon..

“Keren..” serunya saat melihat hasil jepretannya, iapun melihat hasil foto Jessica yang lain.

Namun keninganya mulai mengerut saat melihat obyek foto Jessica hanya..DIRINYA!!

Semua foto di camera itu hanya ada dirinya saja dan ia tak pernah sadar kapan Jessica memotretnya, ada apa ini?!

Yuri menatap Jessica dengan heran..

Kemudian Yuri menggeleng pelan saat berpikir Jessica menyukainya, Yuri bahkan tertawa kecil saat membayangkan Jessica menyukainya karena itu sesuatu yang tak mungkin.

Yuri kembali meletakkan camera milik Jessica dan kembali melihat-lihat isi kamar, ia menuju sebuah rak dimana terdapat berbagai buku musik milik Jessica, mereka berdua sama-sama ikut klub musik dan belajar piano bersama, Yuri meraih sebuah buku tulis yang sering dibawa oleh Jessica, ia mulai membukanya di dalamnya banyak sekali coretan, sepertinya itu adalah buku yang dipakai Jessica untuk mengarang lirik lagu.

Yuri mulai membaca satu persatu bait-bait lirik yang Jessica tulis, terkadang Yuri tersenyum dan kadang berdecak kagum atas keindahan kata-kata yang dibuat oleh Jessica.

Tapi mata Yuri tiba-tiba terperangah saat membaca bait yang mengandung namanya…

Ia hampir tak percaya membaca isi lirik itu..

Itu tentang isi hati Jessica..yang ditujukan padanya…

“KWON YURIII!!!” bentakan Jessica membuatnya terkejut, kini gadis itu sedang menatapnya dengan penuh amarah, ia tahu Yuri telah membaca tulisan yang berupa curahan isi hatinya pada Yuri.

“Ma-maaf…” kata Yuri gugup dan merasa bersalah.

“KELUAR!!!!” jerit Jessica sambil menangis.

“Sica..aku..”

“KELUAR!!!” Teriak Jessica tanpa ingin mendengar apapun dari mulut Yuri.

Akhirnya Yuri meninggalkan gadis itu tanpa mampu berkata apapun.

Yuri yang merasa bersalah dan terkejut dengan perasaan Jessica terhadapnya kini hanya kebingungan sendiri. Ia dan Jessica memang sangat dekat bahkan sebelum Tiffany datang dalam hidupnya, ia sangat menyukai Jessica tapi ia tak menyangka Jessica akan menganggapnya seperti itu.

“Fany?!” Yuri mengetuk pelan pintu kamar Tiffany, namun tak ada jawaban, mungkin Tiffany sedang keluar, iapun menuju ke kamar Hyoyeon, mungkin membicarakan hal ini pada Hyoyeon akan membuatnya merasa lebih tenang.

Yuri segera menuju kamar Hyoyeon dan membukanya tanpa mengetuk.

“Fa-fany?!!” Suara Yuri tercekat saat melihat Tiffany dan Hyoyeon sedang tidur bersama dengan posisi yang memnbakar amarah Yuri.

“Ka-kalian…” Yuri hanya mampu terpaku tak percaya begitupun Jessica yang tadi berniat mengejar Yuri untuk memberinya penjelasan.

“Yul…” bisik Jessica, dengan airmata yang sangat terluka Yuri menatap Jessica.

Dan tanpa mengatakan apapun ia segera pergi meninggalkan kamar Hyoyeon tanpa membuat kedua terbangun.

Kini Jessica telah lupa dengan kemarahannya pada Yuri yang dengan seenaknya membaca tulisannya, kini ia ikut sedih dengan kesedihan yang Yuri alami saat ini, ia terus mengikuti Yuri yang masuk ke sebuah ruangan, gadis itu duduk di salah satu sudut ruang makan yang menyerupai mini cafe, Jessica tak segera menghampirinya, ia membuatkan Yuri segelas coklat hangat dan menyodorkan padanya.

Jessica duduk tanpa suara di samping Yuri, gadis itu tak menangis lagi, keduanya hanya membisu dengan pikiran masing-masing yang sulit untuk mereka ungkapkan saat ini.

Tapi akhirnya Jessica tak tahan lagi dengan kebisuan diantara mereka, ia menatap Yuri yang hanya menatap kosong pada minuman Jessica di meja.

“Yul…besok akan pulang..” kata Jessica pelan namun dapat jelas terdengar oleh Yuri.

“Kamu sudah tahu apa yang aku pikirkan…itu membuatku tak nyaman…karena..”

“Sica..” suara Yuri terdengar serak.

“Jangan katakan apapun Yul..saat ini jangan bahas apapun tentang kita…lupakan yang kamu lihat di kamarku tadi..tata lagi hatimu lalu nanti bicaralah dengan Fany..” Jessica tersenyum tulus pada sahabatnya itu.
“Sica..”

“Maaf…selama ini mengotori persahabatan kita dengan rasa sukaku ini..” lanjut Jessica lagi, ia tak ingin memberi ruang bicara pada Yuri, karena mungkin setelah ini ia tak akan sanggup bertemu dengan Yuri lagi.

“Maafkan aku Yul…tolong jangan membenciku..”

“Sica…”

“Sekarang..aku tak akan mengganggumu lagi…tenangkan pikiranmu..OK!!” Jessica menepuk pelan pundak Yuri lalu beranjak pergi meninggalkan Yuri.

Mungkin membicarakan tentang mereka saat ini bukan hal yang tepat karena saat ini Yuri sedang terluka karena Tiffany tapi iapun tak punya banyak waktu lagi, karena itu saat ini ia ungkapkan semua yang ada dalam pikirannya.

“Sica..!!” tiba-tiba Yuri mengejarnya dan menarik tangan Jessica dengan cepat.

Jessica terkejut dengan tindakan Yuri yang mengejar dan memeluknya begitu saja.

“Sica…Sica…” hanya kata itu yang dapat Yuri ucapkan saat ini, ia memang sedang terluka karena Tiffany tapi hatinya terasa lebih terisi saat mendengar ucapan Jessica tadi.

Mungkin tanpa sadar ia juga telah menyukai Jessica namun karena ada jalinan persahabatan diantara mereka makanya ia tak dapat menterjemahkan rasanya itu.

Dari pelukan Jessica ini ia dapat merasakan ketenangan dan rasa nyaman, rasa yang berbeda saat bersama dengan Tiffany.

“Sica..aku…”Ucapan Yuri terhenti saat bibir Jessica mengunci bibirnya secara tiba-tiba.

Jessica tak tahan lagi menyimpan rasa cintanya terhadap Yuri, paling tidak ini akan jadi perpisahan yang tak akan ia sesali.

Yuri sendiri tak menolak ciuman itu, ia memang sedih karena ia harus mengetahui perasaan Jessica di saat yang tak tepat karena kini ia tak dapat membedakan antara cintanya pada Jessica dan pelampiasan amarah karena Tiffany dalam ciuman mereka ini.

“Selamat tinggal..” bisik Jessica saat mengakhiri ciuman mereka.

Jessica berjalan dengan lunglai sedangkan Yuri hanya menatap kosong punggung Jessica.

“Aku..aku akan menunggumu Sica..!!!” teriak Yuri sungguh-sungguh.

Hanya itu yang terdengar oleh Jessica, suara terakhir dari sahabatnya dan juga orang yang sangat ia cintai.

Suasana ruangan menjadi hening saat Yul mengakhiri ceritanya.

Ia menghela nafas yang terasa berat dan tertunduk dalam.

“Me-menyedihkan..” haru Sulli seraya menghapus airmatanya.

“Kisah cinta yang aneh..aku agak geli membayangkan cinta sesama jenis..tapi…aku salut dengan ketulusan Jessica…” Key mengeluarkan pendapatnya.

“Lalu apa mereka akhirnya bertemu lagi?” tanya Taemin yang dari tadi hanya diam.

“Ya bertemu lagi dan berakhir bahagia…” saut Victoria seraya menggenggam erat tangan Nichkhun, mereka berdua bertukar senyum.

Yul menggeleng pelan lalu mengangkat wajahnya menatap mereka.

“Kisah happy ending hanya ada dalam dongeng dan cerita karangan manusia…karena dalam kenyataan tak ada kisah yang berakhir bahagia..karena itulah hidup yang sesungguhnya..” terang Yul.

“Maksudnya..mereka tidak bersatu..?” tanya Krystal.

“Atau Yuri malah kembali dengan Tiffany?” tebak Sulli.

Yul kembali menggeleng.

“Dia…tak pernah datang lagi…dan Yuri…dia terus menunggu kedatangannya…” Yul tersenyum lirih.

“Tragis..” desah Minho.

“Jadi…gadis yang muncul di dekat TVXQ itu..Yuri ya?” tanya Nichkhun.

“Tadi aku pikir Yuri itu stalker atau hantu hahhaha” Sulli menertawakan pemikirannya tadi.

“Menurutmu?!” tanya Yul sambil menatap Sulli.

“Hm..mungkin hanya kebetulan saja karena mereka melakukan hal yang sama dengan yang sering Jessica lakukan, seperti menulis lagu..atau memotret makanya mereka melakukaan di saat bersamaan dengan yang sedang Yuri lakukan untuk mengenang Jessica…”

“Apa sampai sekarang Yuri masih menunggu Jessica?!” potong Krystal cepat ia masih penasaran.

“Menurutmu?!” Yul malah balik bertanya pada Krystal.

Krystal menggeleng tak ada ide, Yul hanya tersenyum.

“Sudah hampir pagi…sebaiknya kalian tidur..” kata Yul seraya beranjak.

“Tapi aku..”

“Terima kasih telah datang ke sini dan menerimaku untuk bergabung dengan kalian…” Yul tersenyum lalu meninggalkan para remaja itu yang masih penasaran dan memiliki banyak pertanyaan lagi.

Taemin melihat jam dinding dan memang telah masuk dini hari, mereka sampai lupa waktu.

“Besok saja kita tanyakan lagi..” saran Victoria.

“Aku suka dengan senyuman Yul…” gumam Minho.

“Maaf apa kalian sudah mau pergi..?” tanya seorang gadis menghampiri para remaja yang mulai beersiap untuk kembali ke kamar mereka.

“Iya maaf membuat anda menunggu kami..” terang Key merasa tak enak karena mereka sangat larut dalam cerita tadi.

“Tak masalah, prinsip kami tamu adalah raja, jadi jangan sungkan..” terang Seohyun si pelayan.

“Maaf, apa aku boleh tau di kamar berapa gadis tadi menginap?” tanya Minho yang penasaran dengan Yul.

“Gadis yang mana? Di sini hanya kalian yang menjadi tamu kami..?” tanya Seohyun.

Mereka saling lempar pandang.

“Hm..mungkin pekerja di sini, Yul..namanya Yul..” terang Krystal.

“A-apa?!” kaget Seohyun.

“Namanya Yul..” Krystal mengulang ucapannya.

“Mak-maksud kalian…Yuri onnie?!” tanya Seohyun tak percaya.

“APA?!!” kaget mereka.

“Jadi dia itu Yuri..maksud anda dia Kwon Yuri?!” tanya Minho tak percaya.

“Iya, nama panggilan Yuri onnie adalah Yul..begitulah kami memanggilnya karena Sica onnie sering memanggilnya begitu..”

“Sica..maksud anda Jessica?!” tanya Sulli, Seohyun mengangguk.

“Jadi ternyata cerita itu memang ada ya…aku pikir gadis tadi hanya asal bercerita saja dan Yuri juga Jessica tak pernah ada..” kagum Nichkhun.

“Senangnya bisa bertemu dengan Yuri…aku malah berpikir dia itu Tiffany atau Hyoyeon..” tawa Taemin yang merasa tebakannya tadi salah.

“Ada apa, apa ada masalah?!” tanya Krystal yang heran dengan raut wajah Seohyun yang tegang dan menatap tajam ke arah mereka.

“Aku tak tahu tadi siapa yang sudah kalian temui..dan aku juga tak tahu dari mana kalian tahu cerita tentang Yuri onnie dan Sica onnie…tapi kalian harus tahu satu hal…” Seohyun menarik nafas dalam-dalam.

“Yuri onnie…dia..sudah lama meninggal…jadi tidak mungkin kalau..”

“Maaf..tadi anda bilang apa?!” tanya Krystal lagi, ia tak yakin dengan apa yang baru ia dengar.

“Yuri onnie..dia sudah lama meninggal..”

“APA?!!!” kaget mereka semua.

“Anda jangan bercanda…tadi kami semua melihatnya..tidak mungkin kami salah lihat…”

“Apa diantara kalian…ada yang sedang merindukan orang yang kalian sayangi..?” tanya Seohyun dengan nada suara yang lebih tenang.

“Maksud anda?”

“Menurut cerita dari beberapa tamu di sini…mereka akan bertemu dengan seorang gadis bergaun putih dan berkulit kecoklatan saat mereka sedang memikirkan atau merindukan orang yang mereka sayangi…sama seperti Yuri onnie yang selalu merindukan Sica onnie…”

Semuanya membisu mendengarnya…

Tak ada lagi yang mampu bersuara…

Sosok yang mereka temui tadi mungkin memang Kwon Yuri yang sedang menampakan dirinya karena sampai saat ini masih merindukan orang yang ia cintai yaitu…Jessica.

Cinta yang tak pernah bersatu…

Sebuah cinta abadi yang menyakitkan…

Yang bagi sebagian orang mungkin hanya sebuah cerita sederhana namun juga menjadi sebuah pelajaran hidup bagi beberapa orang dalam menjadi cinta mereka…

Begitupun bagi para remaja itu..mereka telah mendapatkan sesuatu yang berharga saat bertemu dengan roh Kwon Yuri juga dengan kisah cintanya…

=THE END=

Karena liat MV Beautiful Life TVXQ makanya jadi pengen buat cerita Yuri dan TVXQ tapi karena ide cerita melenceng dari konsep awal makanya aku ikutin imajinasi saja yang berakhir dengan Yulsic hahahhahah

Terima kasih sudah membaca cerita ini^^

---