Knot 11

CHAPTER 11

Hari keduabelas setelah peristiwa Incheon…

Chung-Ang University….

Klub Astronomi…

Taeyeon memperhatikan Prof. Kim yang sedang mengetik sesuatu di layar notebooknya.

Sudah 10 menit lebih ia menunggu pria itu menyelesaikan emailnya.

“Selamat siang…?!” terdengar suara Hyoyeon dan Nicole yang baru datang membuat Taeyeon mengalihkan penglihatannya ke arah pintu.

“Hai apa kabar..?!” sapa Taeyeon, begitu melihat Taeyeon senyum Hyoyeon langsung lenyap.

“Apa kami mengganggu kalian?” tanya Hyoyeon merasa tak nyaman berada di antara Prof. Kim dan Taeyeon.

Prof. Kim yang sedang mengetik akhirnya menoleh karena nada bicara Hyoyeon terdengar aneh.

“Tentu saja tidak, memangnya kenapa kami harus terganggu?” Prof. Kim balik bertanya. Hyoyeon tersenyum kecut dan segera menaruh tasnya di salah satu meja.

“Prof. Kim sedang sibuk ya?” tanya Nicole kerena pria itu kembali mengetik

, dia hanya menggangguk kecil dan tetap fokus pada pesan yang ia kirim melalui email.

“Ok selesai…” seru Prof. Kim lega.

“Lalu kira-kira kapan kita bisa dapat balasannya?” tanya Taeyeon tak sabar. Prof. Kim tersenyum melihat sikap Taeyeon.

Ia beranjak dan menghampiri gadis itu.

“Mungkin setelah kamu mentraktirku segelas kopi, kita baru dapat balasannya…” ujar Prof. Kim dengan tatapan jahil. Hyoyeon mulai kesal melihat hal itu.

“Jadi..itu tidak gratis?” tanya Taeyeon dengan cemberut.

“Tentu saja…hm kalau tidak mau mentraktirku kopi..bagaimana kalau memijit pundakku saja..sepertinya aku kelelahan karena mengetik tadi..”

“Oppa..kamu ini selalu saja menyebalkan ya??” gerutu Taeyeon seraya beranjak malas menghampiri Prof. Kim.
“Ya sudah kalau begitu, aku saja yang mentraktir kalian minum kopi, bagaimana?” tawar Prof. Kim.

“Yang benar oppa?? Aku suka itu..ayo…!!” dengan penuh semangat Taeyeon menarik tangan Prof. Kim membuat Hyoyeon makin cemburu.

“Nicole..Hyoyeon ayo ikut juga..aku traktir…” ajak Prof. Kim.

“Dengan senang hati…!!” seru Nicole semangat.

“Tidak…!!” potong Hyoyeon cepat membuat ketiganya melihat ke arah Hyoyeon.

“Aku..tidak ikut…” tolak Hyoyeon memaksa tersenyum.

“Kenapa, apa kamu tak suka aku traktir?” tanya Prof. Kim.

“Tidak, hanya…aku….” Hyoyeon jadi serba salah dan kehilangan alasan, tentu saja ia sangat ingin ditraktir oleh Prof.Kim, tapi tentu saja tidak bersama gadis pendek itu.

“Kalau begitu ikutlah…”dengan cuek Nicole menarik tangan Hyoyeon untuk ikut, akhirnya merekapun menuju kantin kampus.

*-*-*-*

“AARRHHHH AKU TAK BISA KONSENTRASI!!!!” teriak Jessica pusing.

Jaebum yang sedang mengetik jadi terkejut.

“Ada apa? Apa bahan yang kamu cari tidak ketemu?” heran Jaebum seraya mengubah posisi duduknya lebih dekat ke Jessica.

Jessica menatap cemberut ke Jaebum.

Ia tak yakin ingin cerita tentang masalah Seohyun pada Jaebum, dia pasti tak akan percaya bila tahu Seohyunlah yang membunuh 3 siswa di sekolah Krystal.

Ternyata dapat mendengar pikiran orang lain tidak selalu menyenangkan, keluh Jessica dalam hati.

Sebelumnya ia sempat ketakutan dengan dendam Sunny ke kakaknya Yunho, dan sekarang ada yang lebih mengerikan lagi, Seohyun yang selama ini dia kenal sebagai gadis yang polos telah berubah menjadi seorang pembunuh yang hingga kini tak ada seeorangpun yang tahu hal itu.

“Sudahlah, kalau memang sulit lebih baik ganti topik saja..” saran Jaebum sambil memperhatikan notebook Jessica.

Jessica mendengus kesal, Jaebum sama sekali tak peka dengan perasaannya, siapa peduli dengan tugas kuliah mereka saat ini.

“Jae, aku lapar…” Jaebum akhirnya menatap Jessica dan tersenyum ia mendapat ide untuk Jessica.

“Tidak, aku tidak mau masak!!” tolak Jessica cepat begitu mendengar isi pikiran Jaebum, sebelum pria itu mengatakan idenya.

“Hey jangan baca pikiranku!!!” omel Jaebum dan segera menarik paksa Jessica ke dapur.

“Jae, aku serius, aku tidak suka memasak..!!”

“Ok kalau begitu kamu temani aku, aku akan buatkan makan malam untuk kita…”

“Serius?!!” tanya Jessica tak percaya.

Jaebum mengangguk dan memakai celemeknya.

Jessica hanya tertawa.

“Hey Park Jaebum, kalau hanya buat mie ramen aku juga bisa..” tawa Jessica sambil menyilangkan tangannya.

“Jung Jessica…berhentilah membaca pikiranku..!!!” gemas Jaebum seraya mencubit pipi Jessica dengan gemas, membuat gadis itu tertawa lebar.

“Kau tau, kekuatan ini seru juga…” tawa Jessica, Jaebum menyengitkan matanya dan memikirkan sesuatu hingga membuat tawa Jessica menghilang seketika karena mendengar pikiran Jaebum.

Jaebum tersenyum melihat perubahan wajah Jessica, ia yakin itu karena gadis itu telah membaca sesuatu yang terlintas dalam pikirannya.

“Sekarang gantian aku yang menunjukkan hal seru dari kekuatanku…” bisik Jaebum seraya menghampiri Jessica yang mulai gugup.

“Tapi Jae..a-aku…” belum sempat Jessica menyelesaikan kalimatnya, dengan cepat Jaebum telah menempelkan bibirnya pada bibir Jessica. Ciuman Jaebum membuat Jessica tak bisa mendengarkan pikiran Jaebum selanjutnya, ia terlalu terkejut dan senang dengan ciuman mereka.

ZRR!!!

Jessica sedikit terkejut merasakan sensasi aliran listrik dalam ciuman mereka, Jaebum yang telah berhasil mengendalikan kekuatannya sengaja mengeluarkan kekuatannya diciuman mereka.

“Bagaimana, sama serunya kan?” tanya Jaebum saat mengakhiri ciuman mereka.

Jessica tak dapat mengatakan apapun, kini jantungnya berdegup kencang dan wajahnya terasa panas.

“Sica, apa aku melukaimu?” tanya Jaebum cemas, ia sama sekali tak bermaksud melukai Jessica.

“Eng!!!” spontan Jessica memukul lengan Jaebum dengan kesal.

“Jangan pernah lakukan itu lagi, aku bisa kena serangan jantung!!” ketus Jessica kesal walaupun sebagian dari dirinya menyukai ciuman mereka tadi.

“Maaf…”

“Ok, kalau begitu cepatlah masak ramennya, aku makin lapar karena listrik bodohmu itu…!!” ujar Jessica dengan sikap dinginnya, ia berusaha menutupi rasa gugupnya karena hal tadi.

“Iya sabar, tapi jangan bilang ini listrik bodoh…sini aku tunjukkan sesuatu…” Jaebum menarik Jessica ke dekatnya dan mulai beratraksi.

Jaebum memasak mie ramen dengan cara mengalirkan listrik yang menimbulkan panas di panci mie, membuat Jessica tertawa melihat aksi Jaebum itu.

“Ya ya ya..aku akan tarik kembali kalimatku tadi…kekuatanmu memang lumayan seru…” puji Jessica sambil mengacak rambut Jaebum, membuat pria itu akhirnya bangga atas kekuatan yang ia miliki.

“Ok kalau begitu beri aku satu ciuman lagi..” goda Jaebum dan mendapat jawaban berupa pukulan di lengan kanannya lagi.

*-*-*-*

“Apa mungkin seperti itu???” Yuri mengetuk-ngetuk sumpit di tangannya.

Sekarang ia sedang memikirkan kekuatan ‘aneh’ yang selalu datang dan pergi tanpa bisa ia kendalikan.

Yuri mulai dapat mereka-reka apa kekuatan yang ia miliki saat ini, namun ia belum dapat memastikan sepenuhnya.

“Bagaimana caranya ya??” Yuri berusaha mencari ide untuk memastikan pemikirannya ini.

“Oh, Jiyong..!!!” serunya tiba-tiba, mengingat sahabatnya itu. Dengan segera Yuri menyelesaikan makan malamnya dan segera ke apartemen di sebelahnya.

“Yul?” kaget Jiyong saat membukakan Yuri pintu.

“Sudah tidur ya?” tanya Yuri melihat dandanan Jiyong yang berantakan.

Jiyong mengangguk pelan dan menyuruh Yuri masuk, ia kembali tiduran di sofa.

“Kalau aku menganggu, sebaiknya aku kembali besok saja..” kata Yuri tak enak hati, Jiyong yang sedang memejamkan mata jadi tersenyum.

“Kan sudah di sini jadi bicara saja, sepertinya penting….” Jiyong akhirnya merubah posisinya menjadi duduk, Yuri menatap Jiyong dan mulai menjalankan rencananya.

WUSSS!!!!!

Hanya dengan hanya menggunakan pikirannya, dengan cepat Yuri dapat melesat cepat dan duduk di samping Jiyong.

“KWON YURI..KAU!!!” Jiyong melotot kesal pada Yuri yang tertawa senang ia hampir saja terjungkal kaget karena gerakan yang Yuri lakukan, sedangkan Yuri kini ia telah mengerti apa kekuatan yang ia miliki..ia seorang ‘penyerap’.

“Maaf..tadi aku hanya memastikan sesuatu..dan ternyata..ini menyenangkan…”terang Yuri disela tawanya.

Mata Jiyong memicing merasa sedang dikerjai oleh Yuri..

“Apa sangat menyenangkan mengerjaiku?!” tanya Jiyong seraya mendekatkan wajahnya ke Yuri yang masih tertawa senang.

Kantuk Jiyong hilang seketika karena terkejut dengan gerakan cepat Yuri tadi, ia bahkan hampir jatuh dari sofa karena kaget karena aksi Yuri yang tak ia kira.

“Iya maaf…aku juga tidak ada niat mengerjaimu..yang tadi itu hanya efek sampingnya saja…lagipula kamu tidak jatuhkan?!!” tanya Yuri sambil membenahi rambut Jiyong yang berantakan akibat ‘angin’ ciptaan Yuri dari efek gerakannya tadi.

Jiyong sempat terkejut dengan tindakan Yuri, detak jantungnya serasa berhenti saat tangan halus Yuri menyentuh rambutnya. Menatap Yuri sedekat ini membuat Jiyong dapat melihat dengan jelas wajah manis Yuri, juga senyum gadis itu yang selalu membuatnya berdebar-debar.

“Yuri..”

“Apa?!”

“Apa kamu mau merasakan sesuatu yang menyenangkan….lagi?!”

“Apa?”tanya Yuri, apa Jiyong ingin menunjukkan kekuatan lain selain ‘bergerak cepat’, pikir Yuri.

Tapi perkiraan Yuri ternyata salah besar..karena Jiyong tiba-tiba saja mencium bibirnya begitu saja.

TERKEJUT!!!!
Itu memang yang Yuri rasakan saat bibir mereka bersentuhan, ia juga tak pernah berpikir Jiyong sahabat kecilnya akan melakukan hal itu padanya.

Tapi entah apa yang merasuki pikiran dan hati Yuri saat ini, karena ia sama sekali tak menolak, Yuri menyukai ciuman yang diberikan oleh Jiyong dan perlahan membalasnya dengan lembut ciuman Jiyong itu.

Bersambung~

---