NOT ALONE

SNSD

NOT ALONE

Tiffany POV
Aku menggeliat malas dari tidurku, tubuhku masih terasa lelah karena tadi aku pulang jam 3 pagi. Beberapa hari ini aku dapat pekerjaan di luar kota dan itu membuatku sangat lelah, apalagi pekerjaan itu hanya aku lakukan sendiri tanpa ditemani member yang lain, itu membuatku sedikit kesepian.


Aku kembali menggeliat dan bangun dari tidur, aku melihat sekeliling….sunyi!.
Karena hanya aku yang menempati kamar ini seorang diri. Senang rasanya saat member yang lain memutuskan memberiku kamar ini untukku tempati sendiri, tapi akupun merasa kesepian karena tak ada teman bicara.

Dengan malas aku keluar dari kamar, suasana masih sepi tapi dari kamar member lain telah terdengar kegaduhan dipagi hari yang sudah menjadi kebiasaan di dorm kami.

“CHOI SOOYOUNG JOROKKK!!” pekik Jessica seraya keluar dari kamarnya, wajahnya terlihat kesal.
Aku tersenyum kearahnya tapi Jessica tak membalas senyumku.
“Dasar shikshin jorok, tidur dengan bungkus makanan..sama saja tidur dengan semut…”omel Jessica langsung melewatiku begitu saja lalu menuju kamar mandi.

Dari kamar Sooyoung muncul dengan membawa banyak bungkus makanannya, Aku terbelalak kaget.
Pantas saja Jessica marah…semua camilan itukan mengundang semut.
Dasar Sooyoung..apa sambil tidur ia juga dapat mengunyah…heranku.

“Aku tak bisa bayangkan bagaimana hidup anak Jessica kelak…pasti anaknya akan mengalami kegilaan dini dengan memiliki ibu seperti Jessica..”gerutu Sooyoung sambil menuju tempat sampah di dapur.

Aku hanya tersenyum melihat ‘keakraban’ Jessica dan Sooyoung pagi ini.
Akupun menuju kulkas untuk mencari sarapan.

Pintu kamar TaeSun terbuka, Sunny dan Taeyeon keluar dengan terburu-buru.
“Pagi..kalian…”
“Taeyeon ayo cepat kita sudah terlambat nich..” omel Sunny sambil menyeret Taeyeon yang masih sibuk mengikat rambut bagian atasnya yang biasa kami sebut Taengoo style.
“Taengoo..Sunny…”

“BRUKK!!” mereka pergi begitu saja tanpa menyapa atau melihatku. Aku hanya menghela napas melihat sikap mereka, tapi aku berusaha maklum dengan kesibukan mereka.

Aku meraih sekotak yogurt dari kulkas….
Dari kamar YoonYul, muncul Yuri dan Yoona yang lagi cengar-cengir.
“Onnie..hari ini kita harus sukses..” kata Yoona dengan ekspresi wajah jahil.
“Ya..bagaimana klo hari ini kita bikin roti panggang beracun…” bisik Yuri, tapi suaranya terdengar jelas olehku.
“dan ditambah susu hangat pencuci perut..”saut Yoona semangat.
Yuri dan Yoona tertawa penuh siasat.

“Hey kalian sedang merencanakan apa?” tanyaku, membuat Yoonyul terkejut.
“Gawat..ada saksi mata!” kaget Yoona yang baru sadar dengan kehadiranku.
“Apa?” bingungku.
“Bagaimana klo kita singkirkan dia dulu..” kata Yuri sambil menatapku dengan memasang ekspresi pembunuh bayaran.
“Kalian berdua sedang main apaan sich?” heranku tak tertarik meladeni keanehan Yoonyul yang lagi kambuh.
“Sudahlah onnie..dengan IQ Fanny onnie yang seperti itu, dia tidak akan sadar atau mengerti dengan apa yang sedang kita lakukan..”kata Yoona seraya menarik Yuri menuju dapur.
“APA?? HEY IM YOONA..memangnya ada apa dengan IQ-ku?”sewotku, tapi aku hanya mendengar cekikikan Yoonyul.

Ya sudahlah..aku tak peduli..
Tapi aku rasa mereka berdua sedang merencanakan sebuah aksi kejahatan untuk meracuni para member lain.
Aku jadi teringat saat kami sedang syuting Hello Baby, aku dan Sooyoung sempat merasakan makanan beracun buatan Yoona dan Jessica.

OK..kali ini aku tak akan membiarkan Yoona melakukan itu padaku.
Tapi mendengar kata ‘Roti Panggang’ membuatku menjadi lapar, dan roti panggang buatan Yuri merupakan salah satu kesukaanku.
Tapi untuk hari ini sebaiknya aku tak menyentuh apapun hidangan buatan Yoonyul.

Akupun memutuskan untuk ke kamar SeoHyo…
Aku ingin meminta Hyoyeon untuk membuatkan sarapan pagi…
Beberapa minggu ini aku tak menyantap masakan buatan Hyoyeon, dan itu membuatku rindu.

Saat masuk ternyata Hyoyeon dan Seohyun tak berada di kamar mereka, tempat tidur merekapun telah tertata rapi, aku mendengus kecewa.
Tapi aku tetap melangkah masuk karena tertarik dengan boneka Keroro ditempat tidur Seohyun.
Aku duduk ditempat tidur Seohyun dan memainkan boneka kodok kesayangannya itu.
Selintas aku kembali rindu untuk sekamar lagi dengan Seohyun, walaupun Seohyun dulu sering mengganggu tidurku dengan segala aktivitas disiplinnya dipagi hari.
Tapi itu pula yang membuatku rindu untuk sekamar lagi dengannya.

Beberapa hari tak bertemu dengan teman-temanku membuatku rindu dengan banyak hal.
Aku beranjak dan menghampiri meja rias, di sana SeoHyo menempelkan banyak foto kami dengan pose-pose konyol yag membuatku langsung tersenyum bahkan tertawa melihatnya.

Aku meraih sebuah foto yang membuatku merasakan sesuatu yang hangat didadaku.
Sebuah foto kami bersembilan bersama ibu Seohyun, foto itu diambil di backstage salah satu acara TV.

Mataku langsung berkaca-kaca dan dalam sekejap airmataku mulai menetes. Aku merasakan sebuah ikatan yang dalam dengan melihat foto ini.
Aku merasakan kentalnya aura kekeluargaan dalam foto itu…
8 saudaraku merangkulku dan menunjukkan kasih mereka…ibu Seohyun juga melakukan hal yan sama..membuatku seperti sedang bersama dengan ibuku sendiri.

Aku menghapus airmataku yang kembali menetes.
“Omma…” ucapku tiba2 rindu akan sosok ibuku yang telah lama pergi.
Aku langsung meraih ponselku dan menelpon ayahku di US…
Tapi…yang terdengar hanya nada sibuk…
Aku kembali mencoba…tapi tetap tak ada sahutan dari sana..
Yang terdengar hanya suara operator yang meminta untuk mencoba beberapa menit lagi.

Airmataku terus mengalir…
Sekarang aku merasakan kerinduan yang mulai menyesakkan dadaku…membuatku sulit bernafas…
Aku memeluk erat foto ditanganku…
Dan entah mengapa aku tiba-tiba merasa hanya seorang diri saja…

Saat ini…
Aku merindukan 8 saudaraku itu…
Akupun rindu dengan keluargaku di US…
Aku juga rindu pada ibuku….

“Omma…” ucapku lirih.
“I miss you..”ucapku dalam tangis.

“Fanny…Fanny~a….” aku seperti mendengar suara Yuri memanggilku.
“Fanny…ayo bangun..” aku merasa seseorang mengguncang tubuhku.
Perlahan aku membuka mata.
“Fanny~a kamu kenapa?” tanya Yuri dengan wajah cemas.
Aku menyengitkan mata mencoba menyusun kesadaranku.
Yuri membantuku untuk duduk dari tidur dan menghapus airmataku.
Dan sekarang aku ingat…
Ternyata itu tadi hanya mimpi…tapi mimpi itu benar-benar membuatku menangis.

“Fanny.kamu mimpi buruk ya?” tanya Yuri sambil mengelus rambutku, aku mencoba tersenyum dan menggeleng.
Yuri langsung memelukku.
“Aku rindu omma…juga…kalian..” kataku pelan.
Yuri makin mempererat pelukannya..lalu ia melepasnya.
“Ayo ikut..” ajaknya seraya mengulurkan tangan.
Aku hanya mengangguk patuh tanpa tau apa yang dia pikirkan.

Yuri mengajakku ke kamar TaeSun…
Ternyata di sana member yang lain sedang berkumpul santai.
“Onnie?” kaget Seohyun saat melihatku.
“Kamu kapan datang?” heran Hyoyeon, member yang lain juga menatap heran padaku karena tak ada yang sadar dengan kepulanganku tadi.
“Tadi sore..dan sepertinya tadi aku ketiduran sebelum menyapa kalian” kataku dengan wajah penuh senyum karena aku senang bila berkumpul seperti ini dengan yang lain.

“Malam ini kita semua tidur bersama di sini..OK!” kata Yuri tiba2 membuat kami semua terkejut.
“Onnie..mana cukup?” heran Yoona.
“Pokoknya harus cukup..karena sekarang ini aku lagi rindu sekali dengan kalian..” kata Yuri seraya memeluk Sooyoung dengan mesra membuat Sooyoung langsung berontak risih
“Hey..pasanganmu itu Jessica..bukan aku..” dorong Sooyoung.

Mataku terasa panas, tapi kali ini aku tak ingin menangis di sini.
Taeyeon melihat kearahku, aku mencoba untuk tersenyum.
“OK…apapun yang terjadi tidak boleh seorangpun kabur dari ruangan ini…kalo berani pergi…maka..MATI!” kata Taeyeon sambil berpose ala mafia, yang lain diam sesaat lalu mengangguk.
Sepertinya mereka tau maksud dari ajakan Yuri dan Taeyeon.
“Gomawo..”ucapku terharu.

“Tapi tunggu..!!” kata Taeyeon tiba-tiba saat kami mulai menyatukan 2 tempat tidur.
“Aku ngga mau tidur di sebelah Sooyoung..terakhir tidur dengannya nyawaku hampir melayang karena leherku dipiting oleh kakinya…”
“APA?!!” kaget Sooyoung.
“Aku juga ngga mau tidur disebelahmu..yang doyan berhitung dan mengigau saat tidur…”protes Sooyoung tak mau kalah, membuat kami tertawa.

“Ayo suit..yang kalah tidur dibawah..” ajak Sunny karena tempat tidur tak cukup untuk kami bersembilan.
Kamipun suit dan….
‘TIDAKKK!!!!” histeris Taeyeon dan Sooyoung kompak karena mereka berdua mendapat jatah tidur bersama dilantai.
“Tuhan aku masih ingin hidup…aku tak mau mati karena kaki kepiting ini…”ratap Taeyeon.
“Tuhan aku juga ngga mau tidur dengan si pendek ini..nanti aku ketularan pendek..” pinta Sooyoung tak mau kalah.
“HEY CHOI SOOYOUNG…jangan bawa2 masalah tinggi badan….sensitif nich!!” omel Sunny ngga terima.
“Lagian sejak kapan tinggi badan bisa menular..” saut Jessica tak terima dengan ucapan Sooyoung.
“Tuch buktinya…”Sooyoung menujuk ke arah shortie couple.
Membuat Taeyeon dan Sunny langsung emosi tingkat tinggi.
Dan seperti biasa….kegaduhan mulai terjadi…
Kami hanya tertawa melihat perang tinggi badan yang terjadi….

Dalam tawaku aku bersyukur…
Terima kasih Tuhan…
Walaupun aku telah kehilangan ibu dan jauh dari keluargaku…
Tapi di sini aku tidak sendirian…
Kau telah memberiku sebuah keluarga lain yang juga sayang padaku…
Keluarga itu berwujud…So Nyuh Shi Dae…

-END-



---