Someone Is You

SOMEONE IS YOU

‘Bagaimana rasanya mencintai seseorang??’

Itulah sebuah pertanyaan yang dulu sempat terlintas dalam benakku, tentu saja sebelum aku mengenalmu…

Dan sekarang…

Sebuah pertanyaan kembali terlintas dalam benakku…

‘Bagaimana caranya melupakan seseorang??’

Dan itupun muncul setelah aku menggenalmu..

*#*#*#*

“Hey, maaf terlambat….!!” suaramu membuyarkan lamunanku, aku tersenyum kecil dan memperhatikan sosokmu yang kini duduk di hadapanku.

“Sudah pesan makanan??” tanyamu sambil meraih daftar menu, terlihat jelas kamu sedang kelaparan.

“Hm..sudah..” jawabku singkat tanpa mampu memalingkan pandanganku darimu.

“Ok..” setelah menentukan pilihanmu, kamu segera memanggil waiter dan menyerahkan pesananmu.

Begitu kamu melihatku, spontan aku berpaling menghindari kontak mata denganmu.

“Ok, ada apa?!” tanyamu penasaran, aku mengerutkan kening dan mempertahankan ekspresiku, jangan sampai kamu membaca apa yang sedang aku pikirkan saat ini.

“Hanya ingin berbincang saja…” kataku santai, kamu mengangguk kecil dan memainkan hiasan di meja.

“Kenapa Taeyeon tidak ikut?” tanyaku basa-basi.

“Dia harus pulang cepat…”

Aku mengangguk kecil dan menarik nafas panjang sebelum membuka percakapan yang memang menjadi tema pertemuan kami di sini.

Aku memperhatikan ekspresimu, aku harap saat ini kamu sedang feel good jadi aku bisa nyaman mengungkapkan apa yang aku rasakan saat ini.

“Ah..sabtu kemarin aku kencan dengan Donghae oppa..” katamu tiba-tiba.

“Benarkah?!” tanyaku dengan datar, aku tidak kaget mendengarnya.

Dia menggangguk datar.

Dan tanpa aku minta secara detil kamu mulai membicarakan Lee Donghae, sosok laki-laki yang saat ini sedang mendekatimu.

Aku mendengarkan setiap kata yang kamu keluarkan tanpa ada rasa sakit atau cemburu..

Akupun tak dapat pastikan rasa apa yang saat ini sedang aku rasakan.

Aku sadar dan dapat aku pastikan bahwa aku sangat menyukaimu..

Aku bahkan sedang berusaha menghapus bayanganmu di pikiranku, walaupun aku tak bisa secara nyata menjauh dari sosokmu, karena mungkin kita berdua ditakdirkan untuk mejalani takdir di jalan yang sama.

Dari semua ucapanmu dapat aku rasakan dengan nyata bahwa kamu memiliki harapan untuk mencintai Donghae walaupun saat ini kamu sedang diliputi dengan berbagai dilema di pikiranmu yang membuatmu takut menjalani hubungan dengan Donghae.

Padahal sangat jelas kalian berdua bisa bersatu menjadi pasangan kekasih, tapi sekarang logikamu masih membentuk benteng pertahanan untuk tidak menerima cinta Donghae.

“Kenapa?!” tanyamu saat menyadari sikap diamku, aku membenahi posisi dudukku.

“Bagaimana cara melupakan seseorang?!” tanyaku langsung.

Aku memang tidak pandai berbasa-basi, aku sering langsung mengungkapkan apa yang aku pikirkan. Apalagi terhadapmu.

Kamu menatap heran ke arahku.

“Aku ingin melupakan seseorang..” kataku lagi.

“Siapa?!” nadamu terdengar penasaran.

Aku tak langsung menjawab, karena memang aku tak sanggup mengatakan siapa dia…

“Kenapa harus melupakan?!” tanyamu lagi karena terlihat aku tak ingin mengungkapkan sosok yang sedang kita bicarakan ini.

“Karena harus!”

“Iya, tapi kenapa?”

“Menyukai seseorang ternyata sangat menyebalkan..” desahku lesu.

“Bukannya itu anugerah?!”

Aku mencibir.

“Menyakitkan..!!” kataku datar, karena memang itu yang aku rasakan saat ini.

Kamu terdiam sejenak.

“Siapa?!” tanyamu lagi.

Aku tetap tak mampu menjawab pertanyaanmu itu.

“Yang jelas aku harus hilangkan rasa ini!” kataku cepat.

“Kenapa?!”

“Karena tidak boleh, aku tidak boleh suka dia…!!”

Kita terdiam sejenak, kamu menatapku serius.

“Orang yang dulu??” tebakmu.

Aku mengangguk.

Ya..aku berani mengatakan ini karena kamu tahu, aku sedang menyukai orang yang salah, walaupun kamu tak tahu siapa obyeknya.

Hm..tapi aku tak tahu dan tak dapat menebak, apa kamu benar-benar tak tahu siapa orang yang aku maksud itu.

“Ternyata masih suka ya?!”

Aku mengangguk.

“Aku sudah coba saranmu dan Taeyeon…berkencan dengan orang lain, tapi sia-sia..” kataku putus asa.

“Cari kesibukan…?!” saranmu.

“Sudah..tapi tetap saja disela-selanya selalu saja terlintas…”

“Cari gantinya..?!”

“Sudah, aku bahkan berkencan dengan beberapa pria, tapi aku malah membanding-bandingkan mereka dengan dia..” lesuku.

“Ok, coba lihat sisi negatif dari dia, mungkin itu bisa bantu untuk membenci dia…”

Aku menggeleng pelan.

“Sia-sia…rasa sukaku terlalu besar, aku bahkan bisa terima segala kekurangannya..”

Kamu manggut-manggut tanpa ekspresi.

Aku menatapmu dengan memasang ekspresi meminta bantuan tapi dengan menatapmu aku berusaha membaca ekspresi wajahmu atas masalahku ini.

Aku berharap kamu tidak dapat menebak siapa orang yang sedang aku bicarakan ini.

“Mungkin kamu menganggapnya sahabat jadi…”

“Aku sudah bandingkan dengan sahabatku yang lainnya tapi tetap saja berbeda…semakin berharap untuk dilupakan yang ada malah makin mengingatnya…” sedihku.

Saat ini aku memang sedang merasa putus asa dengan perasaan yang sedang aku alami ini.

Aku sedang terjebak dalam hal terlarang, aku menyukai seorang gadis padahal aku sendiri adalah gadis.

Aku rasa aku adalah gadis normal yang menyukai lawan jenisku, aku bahkan menikmati beberapa kencanku dengan beberapa teman pria yang aku jadikan obyek untuk melupakan gadis yang aku sukai ini..yaitu kamu.

Tapi tetap saja, sosokmu selalu saja terlintas dalam benakku.

Bukan hanya melakukan kencan, tapi melakukan pelarian ke pekerjaanpun sudah aku lakukan, aku berkerja lebih ekstra agar tak punya waktu untuk berpikir tentangmu…tapi tetap saja gagal.

Bayangmu tetap saja bisa menyusup masuk dalam pikiranku.

Mencoba membencimu melalui segala perbedaan diantara kita dan segala keburukanmu juga sudah aku lakukan, tapi hasilnya tetap saja sia-sia.

Aku bahkan coba merenung faktor yang membuatku sangat sangat dan sangat menyukaimu…aku rasa hanya sedikit. Karena perbedaan antara kita sangat banyak…tapi rasa sukaku ini telah mengalahkan semua logikaku…rasa suka ini terus saja menguasai piikiran dan hatiku.

Menghindarimu dan menjauh..sudah aku lakukan..tapi rasa ini malah menyiksaku, membuatku makin menderita.

Karena hari ini aku menemuimu…

Aku mungkin sudah gila….

Aku tak pernah berani mengungkapkan bahwa aku menyukaimu dari sekedar teman, walaupun semua orang menilai rasa sukaku ini hanya sekedar rasa suka ke seorang sahabat.

Bahkan kamu sendiri saat aku tanya pendapatmu, jawaban serupa yang kamu ungkapkan.

Aku mungkin sudah gila…

Karena berani menceritakan tentang cinta terlarangku ini yang hanya dirasakan oleh sebagian orang yang dianggap tak normal karena telah menyimpang dari kodrat.

Aku memang sudah gila..

Karena menjadikanmu tempat curahan hatiku padahal kamulah orang itu..

Orang yang membuatku menjadi seperti ini..gila dan menderita karena rasa cinta yang menyebalkan ini.

Aku hanya berharap…

Jangan sampai kamu sadar bahwa kamu adalah orang itu…

Orang yang aku sayang lebih dari sekedar sahabat…

Orang yang tak boleh aku suka…

“Kalau begitu biarkan saja waktu yang akan bantu..” katamu lagi.

“Waktu??!!” aku mencibir mendengarnya.

Aku rasa sudah cukup lama aku alami kegilaan ini, terkadang aku bisa mengendalikannya, tekadang aku bisa mengalihkannya, terkadang aku bisa melupakannya dan terkadang aku bisa menikmatinya…tapi terkadang akupun menjadi sakit sendiri merasakan suka ini.

Aku selalu berharap rasa ini segera pudar seiring wakti, namun yang ada malah sebaliknya.
Aku tetap memikirkanmu..

Aku tetap menyukaimu…

Aku tetap sakit dengan rasa ini…

Aku coba menatapmu, begitupun denganmu.

“Melupakan…” gumamku tak ada ide.

“Tak bisa semudah itu apalagi bagi orang yang tak gampang jatuh cinta, butuh waktu yang lama untuk bisa merubahnya..” katamu yang sudah tahu karakterku.

Aku mengangguk lesu.

“Dulu..kamu juga pasti alami hal ini kan?” tanyaku mengingat masa lalunya.

“Bagaimana caramu melupakan Jaejoong?” tanyaku lagi, aku yakin kamu lebih berpenngalaman dalam melupakan orang yang kamu sayangi.

Karena dulu kamu pernah mengalami hal yang sangat menyakitkan saat Kim Jaejoong berhianat padamu dan menikah dengan gadis lain.

Kamu menghela nafas pelan.

“Memang tidak gampang, bahkan sampai saat ini aku masih jalani prosesnya..”

Aku menatapmu dalam-dalam, bagiku kamu seorang gadis yang kuat.

Karena saat ini saat Jaejoong kembali hadir dalam hidupmu, kamu bisa bersikap tenang walaupun aku tahu, masih ada kebencian dan amarah dalam dirimu atas penghianatan Jaejoong dulu.

“Nikmati saja…” jawabmu sambil tersenyum mengejek, aku ikut tersenyum.

Aku rasa kamu sedang mengejek dirimu sendiri yang sedang berusaha menutup lukamu sendiri.

“Nikmati saja??” aku mengulang ucapannya.

Menikmati rasa sukaku ini??
Ya..aku memang menikmati hal itu tapi saat rasa sakit yang terasa..rasanya sangat menyakitkan karena rasa suka ini tak akan pernah terbalas.

“Ok…” pasrahku.

Kami terdiam begitu saja.

Pesanan kami akhirnya tiba dan kami mulai menyantapnya dan menganti topik yang lebih umum dan ringan seputar pekerjaan dan hobby kami yang sama.

Hari ini, aku tetap belum menemukan solusi atas pertanyaanku.

‘Bagaimana caranya melupakan seseorang?’

Tapi…seperti biasa, setelah aku ungkapkan apa yang aku rasakan padamu, secara tidak langsung dan diluar sadarmu bahwa kamulah orang itu.

Kini perasaanku mmenjadi lebih ringan dan tenang…

‘Nikmati saja..’

Mungkin ucapanmu ada benarnya..

Memaksakan diripun sudah terbukti bahwa aku hanya melakukan sesuatu yang sia-sia.

Karena semakin mencoba melupakanmu yang ada aku malah makin mengingatmu dan membuatku makin menderita sendiri.

‘Nikmati saja…’

Itu bukan solusi, tapi tak ada lagi yang dapat aku lakukan selain hal itu..

Aku tahu dan sadar rasa ini adalah kesalahan.

Sampai detik inipun aku belum dapat menangkap sisi ‘anugerah’ dan ‘hikmah’ dari rasa suka yang dilarang ini.

Aku memang ingin sekali merasakan menyukai seseorang dan menikmati rasa itu…

Karena selama ini aku selalu memakai logika dalam menjalin hubungan dengan para pria di sekelilingku.

Aku tak percaya akan cinta karena itu aku terus menggunakan logika agar tak terjebak dalam sesuatu yang dinamakan ‘cinta’.

Dan kini..

Seseorang telah mengalahkan segala yang ada dalam diriku..

Seseorang telah membuatku terjebak dalam sesuatu yang dinamakan ‘cinta’.

Seseorang telah membuatku gila karena rasa cinta yang searah dan terlarang ini…

Dan seseorang itu adalah kamu…

=THE END=

NB: Coba tebak..siapa ‘aku’ dan ‘kamu’ dalam cerita ini??

---