Knot 13

TOLONG JANGAN PERNAH MENJIPLAK ATAU MENCURI CERITA DI BLOG INI…!!!

HASILKAN KARYAMU SENDIRI BUKANNYA MENGAKUI KARYA ORANG LAIN SEBAGAI KARYAMU…!!!

BILA INGIN REPOSTING HARAP MEMMINTA IZINKU TERLEBIH DAHULU.

CHAPTER 13

Hari keenam belas setelah peristiwa Incheon…

“Yul..ayo cepat!!” Hyoyeon menarik paksa tangan Yuri yang berjalan malas, wajahnya terlihat tegang karena tadi Hyoyeon tak mengatakan kemana tujuan mereka, dan sekarang Yuri kesal pada temannya itu karena Hyoyeon malah mengajakknya ke studio tempat Jiyong berlatih musik.

“KIM HYOYEON!!!” bentak Yuri.

“Apa?!” tanya Hyoyeon dengan wajah polos.

“Kenapa harus ke sini?!”

“Tentu saja mau bertemu dengan Daesung..”

“Lalu kenapa harus ajak aku?!!”

Hyoyeon mengerutkan kening dengan sikap Yuri yang dia anggap aneh.

“Bukannya tadi kamu mau aku ajak pergi, kenapa sekarang malah protes…?!” Hyoyeon balik bertanya.

“Aku pikir kamu mau ke perpustakaan kota..jadi..”

“OK setelah ini kita ke sana, tapi aku harus tagih uangku dulu ke Daesung, dia sekarang seperti hantu yang susah sekali dilihat..” gerutu Hyoyeon.

”Ayo..” Hyoyeon kembali menarik tangan Yuri, tapi gadis itu malah gugup, sayang Hyoyeon tak menyadari perubahan wajah Yuri itu.

Entah mengapa, sejak malam itu, saat ia dan Jiyong berciuman, mereka berdua belum bertemu dan saling bicara lagi hingga hari ini. Entah apa yang telah merasuki diri Yuri, ia sama sekali tak berani bertemu dengan sahabat kecilnya itu.

Dan sekarang, gara-gara Hyoyeon yang tak mengatakan tujuan mereka pergi hari ini, akhirnya Yuri berada di tempat ini, di tempat yang selalu menjadi tempat berkumpulnya grup Jiyong.

“Hai…” sapa Hyoyeon pada sekelompok pria di lobi studio.

“KIM HY-HYOYEONNN?!!!” kaget Daesung bagai melihat hantu di siang hari, Hyoyeon tersenyum puas melihat ekspresi Daesung yang terkejut melihatnya.

“YAH DAESUNG..HARI INI KAU TAK AKAN BISA LARI LAG!!!!” Hyoyeon segera menghampiri Daesung dan menarik kerah bajunya dengan kejam dan pria itu hanya mampu tersenyum pasrah.

Sedangkan Yuri hanya mampu terpaku di depan pintu saat matanya bertemu dengan sosok Jiyong.

“Hei Yuri..apa kabar?!” sapa Taeyang menyadarkan Yuri dan Jiyong yang sempat membisu karena salah tingkah, Yuri tersenyum kaku begitupun dengan Jiyong, bahkan selama kedua gadis itu berada di sana Yuri dan Jiyong sama sekali tak saling menyapa membuat semuanya sadar bila ada sesuatu diantara mereka berdua.

“Baiklah minggu depan jangan sampai bohong lagi…sisanya harus lunas..!!” tegas Hyoyeon saat mereka pamit, Daesung hanya mengangguk pasrah.

Yuri melirik Jiyong yang sedang sibuk dengan pianonya, setelah pamit merekapun pergi.

“Kalian bertengkar ya?” tanya Hyoyeon saat mereka berjalan keluar studio musik, Yuri hanya menggeleng pelan, ia terlalu gugup dan bingung untuk memulai pembicaraan dengan Jiyong.

“YURIII..!” Tiba-tiba terdengar panggilan Jiyong dari depan studio.

“Bicaralah sekarang, aku pulang duluan ok..” bisik Hyoyeon lalu berjalan lebih cepat.

“Hey Kim Hyoyeon tunggu..!!”

WUSSSS!!!

Dengan hitungan detik Jiyong telah melesat menghampiri Yuri.

“Yuri..” Jiyong menarik tangan Yuri mencengahnya menghindar lagi.

“Y-ya?!” canggung Yuri.

Keduanya saling diam saat berhadapan.

“Hm..apa bisa bicara sebentar?” tanya Jiyong akhirnya.

“…………..” Yuri masih tak dapat mengatakan apapun.

“Hey..kenapa jadi aneh begini ya…hahahahaha…” tawa Jiyong berusaha mencairkan ketegangan mereka, perlahan Yuri tersenyum merasakan suasana yang aneh antara mereka.

“Mau pulang kan?”

Yuri mengangguk.

“Hm..kalau begitu ayo..” ajak Jiyong.

Merekapun berjalan beriringan menuju stasiun dan perlahan suasana diantara mereka mulai mencair karena keduanya tak membahas tentang ciuman mereka malam itu.

*#*#*#*

“Kenapa aku malah ke sini…?!” bingung Hyoyeon yang tak punya arah tujuan untuk pergi, akhirnya kini ia malah menuju ke klub astronomi dengan membawa tumpukan buku ilmiah yang akan dibacanya.

Saat ini semua sahabatnya sedang sibuk dengan urusan masing-masing karena itu, iapun menyibukkan diri dengan hobbynya ini.

CEKLEKK!!
Hyoyeon membuka pintu klub, di dalam nampak sepi, Hyoyeon mendesah pelan, ia sedikit kecewa karena tak melihat sosok Prof. Kim di sana.

Hyoyeon meletakkan buku-bukunya di meja dan bersiap membaca namun pandangannya tiba-tiba tertarik pada kumpulann kertas yang tergeletak begitu saja di atas meja.

“Ini….” kening Hyoyeon mengerut begitu melihat kumpulan artikel tentang peristiwa Incheon dan beberapa peristiwa serupa.

Karena tertarik akhirnya Hyoyeon mulai membaca kumpulan artikel itu.

Hyoyeon menghela nafas panjang setelah menyelesaikan membacanya.

Setelah membaca semuanyanya termasuk dengan fenomena aneh di Insandong kemarin, pikirannya mulai terpengaruh.

Di dalam artikel yang ada, membahas tentang kejadian yang serupa dengan kasus Incheon,

Tapi yang lebih membuat Hyoyeon tertarik adalah artikel tentang pengaruh dari radiasi yang dialami oleh orang yang terkena.

Ingatan Hyoyeon langsung kembali pada Krystal yang bisa tiba-tiba menghilang begitu saja saat berada di restoran milik Nicole waktu itu, dan tadi saat meninggalkan Yuri agar bicara dengan Jiyong iapun melihat dengan jelas saat Jiyong dalam sekejab bisa bergerak cepat menghampiri Yuri.

“Upss maaf aku pikir tak ada orang..” tiba-tiba suara Taeyeon mengagetkan Hyoyeon.

“A-aku pikir juga tak ada orang..” kaku Hyoyeon karena ia enggan bertemu dengan gadis berwajah pucat itu.

“Maaf membuat tempat kalian berantakan…” kata Taeyeon seraya membereskan tumpukan artikel yang ternyata miliknya.

“Itu..punyamu..?” tanya Hyoyeon yang tertarik.

“Iya, aku sedang bertugas meliput tentang kasus ini..makanya aku juga minta bantuan Jeonghoon oppa, diakan punya teman di Boston yang dulu sempat meneliti tentang ini makanya…”

“Oh tentang yang di Boston itu ya…aku juga pernah baca tentang beritanya sayang untuk menyelidiki tentang itu sangat susah karena akan jadi kegiatan ilegal..” ujar Hyoyeon yang kini malah terpancing untuk mengobrol dengan Taeyeon.

“Iya aku juga heran dengan hukum tentang itu, rasanya aneh ada undang-undang yang mengatur tentang larangan mencari tahu tentang dunia luar seperti itu..” tawa Taeyeon, Hyoyeon ikut tertawa.

“Oya..boleh aku tanya sesuatu..?” Taeyeon menatap Hyoyeon dengan sedikit ragu.

“Ya?”

“Aku dengar dari oppa, para korban di Inheon itu…teman-temanmu ya..?”

“Iya..”

“Hm..begini…aku sebenarnya ingin sekali menanyakan beberapa hal pada mereka, tapi aku sedikit ragu karena mereka pasti masih trauma..jadi apa menurutmu…” Taeyeon menatap ragu pada Hyoyeon yang kini sedang tertunduk dengan mata menatap ke arah lembaran-lembaran artikel milik Taeyeon.
“Apa menurutmu teman-temanku yang selamat kini telah berubah menjadi monster?” tanya Hyoyeon yang tiba-tiba menatap Taeyeon dengan tajam.

“Eh..jangan salah paham aku hanya…”

“Dengar nona wartawan..saat ini semua teman-temanku sedang berusaha bangkit dan melupakan peristiwa mengerikan itu, bila kamu memuat tentang mereka pada artikelmu…maka hidup mereka akan semakin hancur karena artikel-artikel komersialmu itu akan membuat semua orang akan berpikir itu teman-temanku adalah monster…!!”

“A-aku…”

“Tolong jangan ganggu teman-temanku hanya untuk mendapatkan keuntungan..!!” tegas Hyoyeon seraya beranjak dan merapikan barang-barangnya, kini gantian Taeyeon yang kesal dengan ucapan Taeyeon.

“Aku tidak berpikir mereka itu monster, aku hanya ingin cari kebenaran apa kematian 4 siswa di SMU Dongju itu ada hubungannya dengan keempat korban yang selamat dari Incheon…begitu juga dengan kejadian di Insandong kemarin juga..”

“CUKUP!!!” bentak Hyoyeon emosi, ia merasa Taeyeon secara tak langsung telah menuduh semua itu perbuatan teman-temannya, keduanya saling bertatapan dengan tajam.

“Hey..kalian kenapa??!” suara Prof. Kim menyadarkan mereka.

“Apa ada masalah..?” tanya Prof. Kim merasa ada yang tak beres dengan keduanya.

“Tidak oppa kami hanya….”

“Aku permisi…!!” pamit Hyoyeon cepat lalu pergi begitu saja.

“Dia kenapa?” bingung Prof. Kim karena sikap Hyoyeon.

Taeyeon hanya menghela nafas berat, mungkin akan sulit mencari berita tentang kasus ini karena baru membahasnya dengan orang sekitarnya saja ia sudah kesulitan apalagi bila berhadapan langsung dengan para korbannya.

“Oppa…”

“Ya..?”

“Boleh minta pelukan..?”

Prof. Kim tertawa kecil mendengarnya namun ia segera memeluk erat gadis bertubuh mungil itu.

“Ini tantangan Taeng, kamu pasti bisa..” bisik Prof.Kim seraya membelai lembut rambut Taeyeon.

Hyoyeon yang hendak masuk kembali ke klub kini hanya berdiri terluka melihat pelukan kedua orang itu, iapun mengurungkan niat untuk masuk dan mengambil salah satu bukunya yang tertinggal, sepertinya mulai saat ini ia harus melupakan Prof. Kim pria yang ia sukai sejak pertama menjadi mahasiswi di kampus ini.

*#*#*#*

“Kamu?!” kaget Seohyun saat melihat sosok Key telah berdiri di depan rumahnya, laki-laki itu tersenyum malu begitupun dengan Seohyun.

“Ada apa, kenapa tiba-tiba ke sini?” heran Seohyun yang tak menyangka dengan kehadiran Key yang hampir membuatnya melonjak kegirangan.

“A-aku…aku kebetulan lewat sini..” bohong Key yang gugup, keduanya kembali tersenyum malu.

“Kamu mau ke mana?” tanya Key.

“Omma memintaku untuk ke swalayan..”terang Seohyun seraya menunjukkan catatan belanjaannya.

“Aku ikut ya?!” tanya Key semangat, Seohyun tersenyum senang.

Merekapun berjalan beriringan menuju swalayan, sepanjang perjalanan Seohyun tak dapat menutupi rasa senangnya karena dapat bersama dengan Key saat ini, begitupun dengan Key, sayang keduanya malah gugup hingga tak dapat berkata apapun mereka hanya berjalan tanpa percakapan.

“Itu diakan..?!” dari belakang mereka terdengar bisik-bisik.

“Hati-hati saja..jangan sampai dekat-dekat dengannya…”

“Sayang sekali padahal dia cantik tapi ternyata dia iblis…menakutkan..”

DEG!

Seohyun merasa percakapan kedua orang dibelakanganya itu ditujukan padanya.

“Ingat sebaiknya di sekolah jangan berinteraksi dengannya, aku tak mau kamu celaka seperti teman-temanmu..”

SREG!

Langkah Seohyun terhenti.

“Ada apa?” tanya Key.

Seohyun menggeleng pelan, ia sadar di sampingnya ada Key, itu membuatnya emosinya sedikit tertahan.

Sepasang kekasih di belakang mereka akhirnya berjalan melewati Seohyun dan Key.

“Jangan lihat dia, matanya menyeramkan..”bisik si pria.

Key ikut memperhatikan kedua orang itu dengan kesal, ia ingin sekali membakar mereka namun ia tak mungkin melakukan hal itu di hadapan Seohyun karena gadis itu belum tahu kekuatan yang ia miliki ini.

“ARRR OPPA K-KAU!!!” tiba-tiba si gadis menjerit karena tiba-tiba si pria malah mencekik lehernya, Key terperangah melihat hal itu.

Dengan beringas si pria terus mencekik leher pacarnya yang beberapa detik lalu masih ia rangkul dengan mesra.

Dan tiba-tiba dengan cepat dan sekuat tenaga ia memelintir kepala sang gadis hingga lehernya patah dan gadis itu meninggal seketika.

Setelah melakukan itu, pria itu secara tiba-tiba lari ke arah jalanan dan menabrakan diri pada kendaraan yang sedang melintas.

BRAKKKK!!!

Tubuh pria itu terhantam keras oleh mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi.

Melihat itu Key dan orang-orang yang berada di sana hanya mampu tercengang syok.

Tapi begitu sadar di sininya ada Seohyun ia langsung berbalik melihat Seohyun, karena takut gadis itu syok tapi…

“Se-Seohyun…?!” Key terkejut melihat kilatan warna merah pada mata gadis itu.

Seketika itu juga Seohyun tersadar dan menatap Key dengan perasaan yang bercampur aduk.

Key menatap tak percaya, ia tahu Seohyun juga telah bermutasi tapi ia tak mengira kekuatan gadis itu akan seperti yang tergambar dari peristiwa tadi.

“Ma-maaf…” desah Seohyun dengan mata berkaca-kaca, sekali lagi ia tak dapat mengendalikan kekuatan yang ia miliki. Ia telah menggunakan kekuatannya untuk mengendalikan pikiran pria itu untuk membunuh kekasihnya dan menabrakan diri.

Seohyun menatap bersalah pada Key, keduanya saling bertatapan dengan pikiran masing-masing hingga tak peduli dengan keriuhan di sekitar mereka atas kematian sepasang kekasih yang berada beberapa meter dari mereka.

Tubuh Seohyun mulai bergetar.

Setelah ini mungkin Key akan menjauhinya karena takut, bahkan mungkin dia akan membencinya selamanya…

“Ma-maaf…” airmata Seohyun mulai mengalir.

SREGGG!!!

Key langsung menarik tubuh Seohyun dan memeluknya.

“Jangan takut..” bisik Key seraya memeluk tubuh Seohyun dengan erat, ia ingin menenangkan gadis itu, gadis yang ia sayangi hingga ia tak peduli lagi seperti apa dan semenakutkan apa bentuk kekuatan Seohyun saat ini.

“Maaf…” hanya kata itu yang mampu Seohyun ucapkan dalam penyesalannya.

*#*#*#*

Prof. Kim tersenyum senang saat melihat balasan email dari temannya yang menjadi dosen di Amerika.

Ia segera membuka dan membaca pesannya.

Sedangkan Taeyeon malah asyik melamun menyusun strategi untuk mencari bahan beritanya.

“Ta-Taeyeon…cepat ke sini…!!” panggil Prof. Kim setelah membaca pesan dan beberapa lampiran yang diberi oleh temannya.

“Ya?” kaget Taeyeon.

“Cepat lihat ini..?!” panggil Prof. Kim yang terlihat tegang, akhirnya Taeyeon segera menghampiri layar komputer dan ikut membaca isi email.

“Ini…?!” Taeyeon menatap ragu begitu selesai membaca.

Mereka berdua saling bertatapan serius.

“Oppa…apa ini juga akan terjadi pada mereka?” cemas Taeyeon.

Prof. Kim menghela nafas tak ada ide.

“O-oppa…apa yang harus kita lakukan?” tanyanya lagi.

Prof.Kim nampak memikirkan sesuatu lalu ia menatap Taeyeon lagi.

“Ini…sudah hari keberapa sejak kejadian itu?” tanya Prof. Kim.

Taeyeon berpikir dan mengingat-ingat tanggal kejadian di Incheon, namun karena tak ingat ia segera memeriksa catatannya.

“Ke-enam-belas…” jawab Taeyeon.

Prof. Kim menelan ludahnya dan kembali menatap layar komputernya.

“Semoga saja yang kita pikirkan ini tak terjadi pada mereka..” harap Prof. Kim lesu.

“Ya dan secepatnya aku harus pastikan apa mereka telah terkena radiasi itu atau tidak…” cemas Taeyeon yang merinding mengetahui dampak yang dapat terjadi pada para korbannya.

Bersambung….

---